Wednesday 18 February 2015

Tonggak Kemuliaan



Fajar terlihat disudut mata yang baru keluar dari peraduan
Tak ayal, cepat ia bercengkerama dengan berisiknya air
Kayu-kayu kotak itu membalikkan punggungnya menjauh
Harapan ia berikan walaupun hanya sekadar begitu
Gerak-gerak otot jantung mulai sadar dan bersyukur
Tak ada yang ia pikul lagi selain serentetan peristiwa penantian
Betapapun debu-debu itu menempeli dan mengotori halus
Tetaplah dan menjadi tetap tak ada halangan tak menghindar
Lanjutlah memandangi semua disekelilingnya
Tak henti pula tetap berjalan disegala rupa
Ia kan menjadi kuat, meski lemah
Ia kan menjadi kuat, meski energi tumpah
Ia kan menjadi kuat, meski tanah menyengsara
Ia kan menjadi kuat, karena ia selalu percaya
Di atas langit masih ada langit, di atasnya masih berlapis-lapis
Gersangnnya takkan mampu melukai
Sukanya akan turut menyertai
Karena ia yakin, yakin, dan yakin
Bahwa sujudnya pada Sang Pencipta tak akan sia-sia

Saturday 14 February 2015

Keibuan Seorang Guru TK dan SD


Hai, hai.. kabar? Kabar gimana? Sehat dong pastinya!
        Semoga semua yang baca blog aku selalu diberi kesehatan oleh yang Maha Kuasa deh. Amiin..
        Ceritanya nih mau bagi-bagi dikit, yah walaupun tulisannya ngga sebagus pelangi, eciie.. tapi boleh dong bagi-bagi. Rela kok! Hehe
       
Pagi ini, aku jalan-jalan nih ceritanya di kampus, biasa ke UNS Market yang tiap minggunya rame banget tuh ama pedagang kayak di Sunday morning gitu. Disana cari sarapan plus minumnya ampe perut kenyang. Tapi aku kaga sendirian, di temenin ama kolega aku. Perut kenyang hati tenang. Lho?

        Tapi yang bakal aku bahas disini nih buka soal aku makan-makannya, tapi sesuatu yang aku lihat di UNS Market itu yang disana banyak anak-anaknya. Hemm.. penasaran pan? Yaps, mungkin bisa ditebak. Senam anak-anak taman kanak-kanak.

        Tepatnya setelah menghabiskan beberapa rupiah aku dan temen mutusin buat nontonin tuh anak-anak pada senam. Jadi keinget SD dulu -___-

        Dilihat disana, anak-anak pada ceria banget senamnya apalagi guru-guru, wali murid bahkan pengunjung pun ramai-ramai ikutan senam. Padahal senam anak TK, ya gapapa lah itung-itung gerak-gerak dikit biar sehat hehe. Malahan pada semangat semua, weleh-weleh.

        Dari kejauhan tampak dua orang bu guru memimpin senam murid-muridnya di depan sebuah gedung di dekat situ. Subhanallah, betapa semangatnya bu guru ngajarin anak didiknya, dengan gerak-gerik sederhana ditambah ekspresi ceria dan kelincahannya. Semua yang mengikuti senam tambah ketagihan untuk bersena di pagi yang cerah itu.

        Subhanallah lagi, dari dalam batin aku plus mikir juga, di mata aku tampak banget sesuatu yang special dari bu guru- bu guru itu. Aku tu ngerasa banget betapa jiwa keibuan seorang bu guru itu tampak. Jadi pengen ---

        Temen-temen pasti tahu kan guru SD, TK, PAUD, Playgroup dan pokoknya ngajar-ngajar anak kecil gitulah. Guru-guru tersebut menurutku sendiri merupakan guru paling keren diantara guru-guru lain. Kenapa? Karena merekalah yang memiliki jiwa besar dalam mendidik seorang murid diawal-awal ia sekolah. Bahkan ilmu-ilmu kehidupan di ajarkan oleh guru-guru tersebut. Bagaimana adab makan-minum, bagaimana bersikap hormat, apa itu hak dan kewajiban. Semua di ajarkan di sekolah dini maupun dasar.

        Kebayang nggak guru-guru TK. Saat muridnya buang air kecil atau besar di celana, dengan sabarnya guru TK melayaninya. Bahkan kasih sayang guru-guru tersebut terlihat lebih besar dan nyata dari guru-guru lain. Jiwa keibuan pun nampak jelas dalam dirinya, rasa saying nya seperti mengasuh anak kandungnya sendiri malah.

        Guru TK, PAUD, SD, playgroup memiliki keidentikan tersendiri, yakni sabar dan ketelatenan mengurus anak didiknya yang masih susah diatur, masih bersikap sesuka hati, masih susah diajak belajar. Dengan kesabaran, mereka mendidik secara ulet agar menjadi anak bangsa yang berguna.

        Satu lagi yang menarik menurut aku dari guru-guru tersebut, mereka bisa menjelaskan dengan baik kepada anak didiknya dengan bahasa anak-anak agar mudah dipahami. Secara anak kecil itu kan pemikirannya belum sampe tinggi gitu, dan menurut itu hal yang paling susah dalam mengajar anak-anak. Tetapi guru-guru tersebut bisa membuktikannya dan mampu memahami bahasa maupun perasaan anak didiknya. Subahanallah.

        Tertarik sih ane jadi guru itu, soanya guru-guru itu tuh kelihatannya hari-hari beliau selalu terlihat menyenangkan. Mengajari menyanyi, menggambar, bermain bersama anak-anak yang lucu-lucu, sepertinya seru! Hehe. Tapi sekarang nih di perkuliahan pendidikan khusus untuk calon guru PAUD maupun SD ada sendiri kan.

        Oleh karena itu nih, diharapkan lulusan dari PGSD maupun PG PAUD bisa lebih baik dari guru-guru SD dan PAUD sebelumnya, karena mereka mendidik anak-anak untuk belajar pelajarn-pelajaran dasar dan ilmu pendidikan.

        Dan yang terakhir untuk guruku TK dan SD, TERIMA KASIH atas didikanmu dan kesabaranmu dalam mengajariku hingga aku bisa sampai dalam tahap ini. Guru, terimakasihku atas jasa-jasamu akan ku kenang selalu. =’)

Thanks~

Suka Puisi ini~



Ini nih puisi kesukaan ane, dari seorang sastrawan Indonesia, pak TAUFIQ ISMAIL~
KEMIS PAGI
Oleh: Taufiq Ismail


Hari ini kila tangkap tangan-tangan Kebatilan
Yang selama ini mengenakan seragam kebesaran
Dan menaiki kereta-kereta kencana
Dan menggunakan meterai kerajaan
Dengan suara lantang memperatas-namakan
Kawula dukana yang berpuluh-juta
Hari ini klta serahkan mereka
Untuk digantung di tiang Keadilan
Penyebar bisa filnah dan dusta durjana
Bertahun-tahun lamanya

Mereka yang merencanakan seratus mahligai raksasa
Membeli benda-benda tanpa-harga di manca-negara
Dan memperoleh uang emas beratus-juta
Bagi diri sendiri, di bank-bank luar negeri
Merekalah penganjur zina secara terbuka
Dan menistakan kehormatan wanita, kaum dari ibu kita
Hari ini kita tangkap tangan-tangan Kebatilan
Kebanyakan anak-anak muda berumur baru belasan
Yang berangkat dari rumah, pagi tanpa sarapan
Telah kita naiki gedung-gedung itu
Mereka semua pucat, tiada lagi berdaya
Seorang ketika digiring, tersedu
Membuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya
Dan berjalan perlahan dengan lemahnya.
1966

Thursday 12 February 2015

Tertinggal sejenak



Terperanjat dalam renungan
Hati yang sakit
Sakitku dalam relung akan hidup
Teringat semua angan
Mutiara-mutiara yang terdengar
Seolah tenggelam dalam karam kealpaan

Tiada pernah tersadari
Kerikil tajam dibiarkan menusuk
Surga fatamorgana melenakan
Noda terperanjat perlahan-lahan
Banyak, entah berapa lebarnya

Laut putih mulai dijelajah
Alam bawah sadar terlupa
Naiknya kadar sadar
Kadang lupa kadang ingat
Syukurku Tuhan
Maafkan daku karena semua tertinggal sejenak

TOTALITAS!



Semester satu telah berlalu, semester awal dimana masa peralihan dari anak ABG menjadi pribadi yang lebih dewasa dari pemikiran sebelumnya. Sebelumnya yang masih harus dituntun kesana-kemari, kini harus menjalaninya sendiri dengan segala resiko yang mengikuti.

Sebelumnya yang masih diatur jadwalnya, kini harus melakukannya sesuai keinginan sendiri entah akan melakukan yang baik ataupun buruk itu urusan masing-masing. Sebelumnya yang sibuk memekirikan banyak pengetahuan, kini sudah fokus pada bidang yang ditekuni. Dan sebelum-sebelumnya yang masih banyak lagi.

Satu semester telah dijalani, banyak suka duka
Dari tugas yang bertumpuk-tumpuk
Deadline yang selalu mengejar
Bahkan perjuangan pulang balik kuliah dengan jalan kaki,
Di tengah ramai dan panasnya kota Solo

Namun, ada hal yang masih menjadi pikiran
Instropeksi selama enam bulan kemarin
Apakah sudah berproses?
Apakah sudah totalitas?
Pertanyaan yang mungkin sudah bisa terjawab dengan mudah

BELUM.
Itulah jawabannya, selama berbulan-bulan itu,
Ternyata totalitas dalam usaha dan perjuangan
Serta berproses secara maksimal belum terpenuhi

Maka sudah terjawab untuk tantangan kedepan
Tidak hanya dalam kehidupan kuliah, organisasi maupun tugas
Tapi juga dalam menjalani segala aktivitas dan kebiasaan sehari-hari
Jadi, kini ditegakkan, diperjuangkan dan dibutuhkan
TOTALITAS!