Thursday 23 August 2018



Kolaborasi Mahasiswa untuk Progresivitas Bangsa

“Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya” (Hasan Al-Banna)

Berbicara mengenai pemuda tidak jauh dengan membicarakan seorang pendongkrak perubahan. Begitu pentingnya peran pemuda, muncul pernyataan bahwa baik buruk suatu bangsa di masa depan tergantung pada peran pemudanya di masa sekarang. Pemuda sebagai garda terdepan yang mempunyai kontribusi besar sebagai pilar pembangunan bangsa. Karena di masa mendatang pemuda menjadi tulang punggung suatu bangsa. Dari perjalanan sejarah pun telah menjadi saksi bahwa pemudalah yang berhasil merubah wajah suatu bangsa menjadi bangsa yang dapat berdiri berpijak di tanah sendiri yang sering kita kenal dengan sumpah pemuda. Pemuda intelektual sering disamakan dengan mahasiswa. Mahasiswa dipandang sebagai kelompok berpendidikan yang berandil besar dalam  perubahan dan perbaikan suatu bangsa, tak heran jika masyarakat memiliki harapan besar terhadap mahasiswa. Masyarakat memandang mahasiswa adalah ujung tombak perubahan yang mampu menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala ketidakadilan pada zamannya.
Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dituntut berperan aktif dalam melahirkan gagasan dan ide yang kritis dan kreatif. Mahasiswa seharusnya mampu terjun langsung dalam berbagai elemen dan lapisan masyarakat. Karena memang mahasiswa diperlukan masyarakat dalam pengembangan perbaikan kehidupan Negara. Mahasiswa seharusnya mampu memahami jati diri dan peranan mereka sebagai seorang mahasiswa. Peran sebagai Agent of Change, yakni sebagai agen perubahan. Tidak hanya sebagai penggagas perubahan namu juga pelaku dari perubahan, menuju perubahan yang positif yang lebih baik dan memberikan banyak manfaat bagi bangsa Indonesia. Peran sebagai Social Control, yaitu menjadi pengontrol sosial di masyarakat untuk dapat mengawal dan menyuarakan aspirasi masyarakat apabila ada penyelewangan pada kebijakan-kebijakan publik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Mahasiswa sebagai garda terdepan untuk mengingatkan apabila ada penyelewangan. Selanjutnya peran sebagai moral force, artinya mahasiswa bersikap moralitas dan memiliki nilai-nilai moral. Sehingga dalam mahasiswa memiliki pedoman dan pondasi yang kuat untuk memperjuangkan keadilan. Dan yang terakhir adalah peran sebagai Iron Stock, artinya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan akhlak mulia untuk menjadi calon pemimpin dimasa mendatang. Karena mahasiswa adalah aset harapan bangsa. Sehingga mahasiswa perlu mengembangkan kemampuan hardskill dan softskill untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dimasa mendatang.
Progresivitas suatu bangsa dapat ditentukan dari peran aktif mahasiswa sebagai penggerak perbaikan dan perubahan. Dengan kemampuan intelektual, produktif, dinamis, kritis, aktif dan kreatif tentu mahasiswa dapat memberikan andil besar dalam memajukan bangsa Indonesia. Namun, dalam masa sekarang muncul berbagai problematika mahasiswa seperti krisis moral, krisis sosial, krisis kependulian maupun krisis eksistensi, dengan adanya pengaruh era globalisasi, mahasiswa sekarang seperti kurang tangguh dalam menghadapi arus dunia barat tersebut. Berbagai perilaku yang kurang mencerminkan nilai-nilai pancasila sering menjadi kebiasaan, seperti perilaku hedonisme, individualisme, sehingga menjadikan mahasiswa kurang tanggungjawab sebagai kaum terpelajar yang harusnya memberikan keteladan dan kurang kepedulian terhadap sosial. hal-hal tersebut menjadi tantangan mahasiswa sekarang untuk melakukan perbaikan dan perubahan, karena mahasiswa juga merupakan pelaku dari perubahan tersebut.
Salah satu problematika mahasiswa saat ini yaitu adanya sekat-sekat yang tidak terlihat antar mahasiswa. Sekat-sekat tersebut menjadikan kurangnya solidatas sosial mahasiswa dalam mengusung visi memajukan bangsa. Akhirnya banyak mahasiswa yang tidak sejalan, saling menyalahkan dan menjatuhkan. Salah satu sebab adanya sekat tersebut karena perbedaan gagasan dan bidang antar mahasiswa. Seperti ada mereka yang menyuarakan aspirasi masyarakat atau memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat dengan aksi, ada yang menggunakan tulisan, maupun dengan pengabdian masyarakat seperti penelitian, maupun terjun langsung ke lapangan. Terdapat pergerakan berbeda tiap bidang dan tidak adanya keterkaitannya, ada dalam bidang sosial, keagamaan, kesenian, politik, kepenulisan dan sebagainya. Namun saat ini dirasa mahasiswa masih bergerak dalam jalur masing-masing dan belum adanya kesatuan bersama. Dengan adanya problematika tersebut tentu akan mengganggu dalam pergerakan perubahan bangsa. Hal inilah yang mendasari bahwa sangat penting adanya kolaborasi mahasiswa dalam bergerak bersama sesuai visi dan cita-cita. Dengan adanya kolaborasi mahasiswa maka mahasiswa bersatu mewujudkan visi mereka untuk memajukan Indonesia meskipun ada variasi misi yang berbeda, namun tetap pada koridor dan tujuan sama. Dari bermacam-macam misi tersebut yang bergerak sesuai gagasan pikir dan bidang masing-masing, dikolaborasikan bersama sehingga membentuk kesolidan sosial mahasiswa dan menjunjung integritas bersama.
Lalu bagaimana bentuk kolaborasi mahasiswa yang akan diwujudkan?. Bentuk kolaborasi yang dapat diwujudkan yakni dengan adanya hubungan solid dan baik antar bidang mahasiswa. Karena dengan kesolidan antar jalur mahasiswa, tentu memudahkan untuk bermain dan bergerak bersama. Selanjutnya adanya partisipasi dukungan terhadap misi-misi antar bidang. Dalam melaksanakan misi terdapat perhatian untuk saling melengkapi dan mendukung sehingga tidak ada rasa saling bersaing dalam mewujudkan visi. Tidak hanya para aktivis, namun tantangan disini adalah merangkul semua elemen mahasiswa untuk turut aktif dalam progesivitas bangsa Indonesia. Saat ini tentu dibutuhkan ide-ide baru bentuk kolaborasi mahasiswa, karena memang kolaborasi yang akan diciptakan harus direncanakan bersama sehingga kolaborasi “sebenarnya” dapat berjalan dan dapat dipertangungjawabkan bersama. 
Mahasiswa sebagai agen perubahan tidak dapat membuat perubahan apabila tidak didukung adanya sistem maupun perangkat-perangkat pendukung. Kita tidak dapat melakukan perubahan secara individual karena kemampuan kita terbatas. Begitu pula dalam mewujudkan visi mahasiswa, tidak dapat berjalan apabila bergerak hanya mementingkan pada jalur masing-masing. Oleh karena itu, mahasiswa memerlukan kolaborasi atau satu kesatuan mahasiswa yang konsisten pada perubahan tersebut. Sekarang bukan saatnya lagi mahasiswa tidak peduli dan tidak peka terhadap masyarakat, karena pada dasarnya mahasiswa bagian dari masyarakat. Mahasiswa harus melakasanakan perannya, baik peran moral, peran sosial maupun peran akademik dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa harus ambil bagian dalam progresivitas bangsa Indonesia. Mahasiswa harus tampil sebagai intelektual-intelektual muda yang peduli dan mau turun tangan bersama membangun bangsa ini. Dan semestinya senantiasa sadar bahwa pemuda adalah future leader bangsa dimasa mendatang. Maka dari itu penting ada sumbangan untuk berkontribusi pada negeri sesuai kemampuan kita dengan kolaborasi mewujudkan satu visi. Karena kita satu mahasiswa!

Surakarta. 2015