Saturday 4 January 2014

E-LEARNING

E-LEARNING

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
·         Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-timeataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
·         Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
·         Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan
kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

·         Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1.    Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2.    Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3.    Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
4.    Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.



Elearning adalah ekstensifikasi metode pembelajaran yang mengijinkan guru dan murid berada dalam waktu dan ruang yang tidak sama. Jadi ada beberapa komponen dalam elearning, yaitu:
1.    Jaringan yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang dalam elearning, dapat berupa intranet ataupun internet. Ini dimaksudkan agar banyak komputer yang terhubung sehingga memperluas area belajar walaupun dengan waktu yang tetap terbatas
2.    Materi belajar yang tersedia dalam sistem pembelajaran seperti tersedianya media belajar seperti modul, presentasi, gambar/film ilustrasi, dan sebagainya.Media-media belajar yang dimanage dalam sebuah elearning agar memberikan kemudahan pada murid untuk mengaksesnya.
3.    Adanya interaksi/umpan balik antara guru dan siswa yang dapat berdiskusi bila menemukan kesulitan. Metode diskusi dapat melalui chat, forum, mailing list, telephon, dan berbagai macam cara yang mengijinkan diskusi antara guru dan siswa. Bahkan ada sebuah aplikasi yang mengadakan virtual class yang diselenggarakan secara streaming melalui jaringan
4.    Penjadwalan (silabus) yang jelas dan dapat diketahui oleh semua peserta belajar agar tercipta ketertiban dan kedisiplinan walaupun berada dalam ruang dan waktu yang tidak sama.
5.    Adanya evaluasi untuk mengukur perkembangan dan kemajuan peserta belajar. Evaluasi dapat melalui tugas, polling, kuis, dan reward pencapaian peserta belajar terhadap materi yang telah diberikan.
Dari bahasan diatas, dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa sebenarnya elearning adalah sistem pembalajaran biasa yang dipindah ruang, dari ruang kelas di sekolah atau kampus menjadi hanya melalui jaringan (internet/intranet).
Setelah kita tahu apa itu elearning, saatnya kita diskusikan nasib penggunaan elearning di Indonesia. Elearning menjadi menarik dan sangat menarik sekali diterapkan karena :
1.    Biaya pendidikan (sekolah) di Indonesia tercinta kita semakin tahun semakinmahal.
2.    Buku yang setiap tahun selalu berganti-ganti sehingga memaksa peserta belajar membeli buku hampir setiap tahun yang semakin tahun juga semakin mahal. Dengan menggunakan elearning, adaptasi buku baru akan semakin mudah karena semua disediakan dalam bentuk digital (ebook, pdf, ppt, odp, dll)
3.    Pengguna internet/internet semakin meningkat setiap tahun (pengguna aktif dan pengguna pasif). Semakin banyak yang menggunakan internet berarti kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi semakin meningkat.
4.    Biaya koneksi internet yang semakin murah setiap Kbpsnya.
5.    Tempat untuk mengakses internet semakin dapat ditemui. Semakin banyak area yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Di beberapa kota besar bahkan menyediakan akses hotspot di setiap taman kota dan beberapa ruas jalan di kotanya.
Namun dibalik berbagai dukungan tersebut, ada beberapa hambatan yang pasti akan dihadapi oleh sang guru ataupun murid, hambatan itu adalah:
1.    Elearning hanyalah sebagai ekstensifikasi cara belajar yang dilakukan di kelas, bukan menggantikan pertemuan di kelas menjadi hanya melalui layar monitor komputer. Pertemuan visual dan verbal antara guru dan murid dalam sebuah kelas fisik tetap wajib diadakan agar sang guru dapat membentuk sikap belajar dan mempunyai kepercayaan terhadap murid mengingat tugas seorang guru tak hanya mengajarkan ilmu yang ada dalam buku pelajaran, namun juga ilmu dalam kehidupan (social engineering).
2.    Tidak semua daerah di Indonesia terhubung dengan internet dengan baik. Masih ada beberapa daerah yang membutuhkan waktu untuk menuju ke pemanfaatan internet yang lebih baik atau istilahnya ”Menuju Swasembada Internet” (sedangkan swasembada pangan saja masih pasang surut, huh).
3.    Kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi penerapan elearning. Banyak guru atau siswa yang masih awam terhadap teknologi ini. Waktu pasti dibutuhkan untuk transformasi pola pikir guru dan murid dalam menerapkan metode belajar ini.

Berikut ini adalah beberapa elearning yang bisa diakses :
1. Carnegie Mellon University
    http://cmu.edu/oli
2. Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health
3. Massachussets Institute of Technology
   Untuk level undergraduate dan graduate
4. Utah State University
  http://ocw.usu.edu/
5. Tufs University
  http://ocw.tufs.edu
Adapun untuk Pembuatan websitenya bisa dengan cara mudah, yaitu menggunkan Learning Menajement
System (LCMS). Mulai dari yang sederhana dan ada juga yang kaya fitur.  LCMS adalah juga software
yang umumnya bekerja secara online atau berbasis web. Jadi penggunanya menggunakan secara online.
Karena memang begitulah konsep e-learning.
Software-software tersebut adalah :
1. Atutor
Adalah LCMS yang dikembangkan Adaptive Technology Resource Centre University of Toronto
Berdasarkan info dari websitenya telah digunakan lebih dari 24 ribu instalasi Atutor yang terdaftar.
websitenya adalah : http://atutor.co
2. Claronline (http://claronline.net)
Clarorine memungkinkan guru membangun website online course yang efektif. Beberapa fitur yang tersedia
adalah :
a. Pengaturan dokumen pribadi user.
b. Pembuatan ujian online
c. Pengembangan learning path
d. Pengelompokan user
e. Wiki
f. Sarana diskusi
g. Agenda
dan sebagainya (rekomended deh )
4. Dukeos (http://dokeos.com)
Adalah LMS yang digunakan lebih dari 600 perusahaan dan administrasi public sebagai sarana elearning.
Beberapa fiturnya adalah :
a. Sarana ujian
b. Pembangunan learning path
c. Survey
d. Video Conference
dan lain-lainnya.
Adalah software e-learning popular yang awalnya dikembangkan oleh MIT dan saat ini telah digunakan 
dari setengah juta pengguna berbagai kalangan. beberapa fiturnya adalah :
a. Pengaturan ujian
b. Email
c. Kalendar
d. Pengaturan Kurikulum
e. Pemberian tugas
f. Pembuatan FAQ
g. Forum
h. Learning Object Repository
i.Survei
6. Moodle (http://moodle.org)
Adalah software yang paling popular dalam dunia open source (Gratis).
Contoh ditanah air yang menggunakannya adalah UGM dan UI

Skema Pengembangannya adalah :
1. Diinstall diserver Lab disekolah yang terhubung internet dan digunakan dijaringan sekolah
2. Jika ingan akses dari mana saja tentunya membutuhkan server yang terhubung internet 24 jam, jadi
 bisa menggunakan jasa ISP untuk meletakkan server kita di kantor mereka/ ruang server mereka dengan 
istilah Colocation.

No comments: