Kolaborasi Mahasiswa untuk Progresivitas Bangsa
“Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah
rahasia kekuatannya” (Hasan Al-Banna)
Berbicara
mengenai pemuda tidak jauh dengan membicarakan seorang pendongkrak perubahan. Begitu
pentingnya peran pemuda, muncul pernyataan bahwa baik buruk suatu bangsa di masa depan
tergantung pada peran pemudanya di masa sekarang. Pemuda sebagai garda terdepan yang
mempunyai kontribusi besar sebagai pilar pembangunan bangsa. Karena di masa mendatang
pemuda menjadi tulang punggung suatu bangsa. Dari perjalanan sejarah pun telah
menjadi saksi bahwa pemudalah yang berhasil merubah wajah suatu bangsa menjadi
bangsa yang dapat berdiri berpijak di tanah sendiri yang sering kita kenal dengan sumpah
pemuda. Pemuda intelektual sering disamakan dengan mahasiswa. Mahasiswa
dipandang sebagai kelompok berpendidikan yang berandil besar dalam perubahan dan perbaikan suatu bangsa, tak
heran jika masyarakat memiliki harapan besar terhadap mahasiswa. Masyarakat
memandang mahasiswa adalah ujung tombak perubahan yang mampu menyuarakan dan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala ketidakadilan pada
zamannya.
Sebagai kaum
intelektual, mahasiswa dituntut berperan aktif dalam melahirkan gagasan dan ide
yang kritis dan kreatif. Mahasiswa seharusnya mampu terjun langsung dalam
berbagai elemen dan lapisan masyarakat. Karena memang mahasiswa diperlukan
masyarakat dalam pengembangan perbaikan kehidupan Negara. Mahasiswa seharusnya
mampu memahami jati diri dan peranan mereka sebagai seorang mahasiswa. Peran
sebagai Agent of Change, yakni
sebagai agen perubahan. Tidak hanya sebagai penggagas perubahan namu juga
pelaku dari perubahan, menuju perubahan yang positif yang lebih baik dan
memberikan banyak manfaat bagi bangsa Indonesia. Peran sebagai Social Control, yaitu menjadi pengontrol
sosial di masyarakat untuk dapat mengawal dan menyuarakan aspirasi masyarakat
apabila ada penyelewangan pada kebijakan-kebijakan publik yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Mahasiswa sebagai garda terdepan
untuk mengingatkan apabila ada penyelewangan. Selanjutnya peran sebagai moral force, artinya mahasiswa bersikap
moralitas dan memiliki nilai-nilai moral. Sehingga dalam mahasiswa memiliki
pedoman dan pondasi yang kuat untuk memperjuangkan keadilan. Dan yang terakhir
adalah peran sebagai Iron Stock,
artinya mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan dan akhlak mulia untuk menjadi calon pemimpin dimasa
mendatang. Karena mahasiswa adalah aset harapan bangsa. Sehingga mahasiswa
perlu mengembangkan kemampuan hardskill dan softskill untuk menjadi pemimpin
yang lebih baik dimasa mendatang.
Progresivitas
suatu bangsa dapat ditentukan dari peran aktif mahasiswa sebagai penggerak
perbaikan dan perubahan. Dengan kemampuan intelektual, produktif, dinamis, kritis,
aktif dan kreatif tentu mahasiswa dapat memberikan andil besar dalam memajukan
bangsa Indonesia. Namun, dalam masa sekarang muncul berbagai problematika
mahasiswa seperti krisis moral, krisis sosial, krisis kependulian maupun krisis
eksistensi, dengan adanya pengaruh era globalisasi, mahasiswa sekarang seperti
kurang tangguh dalam menghadapi arus dunia barat tersebut. Berbagai perilaku
yang kurang mencerminkan nilai-nilai pancasila sering menjadi kebiasaan,
seperti perilaku hedonisme, individualisme, sehingga menjadikan mahasiswa
kurang tanggungjawab sebagai kaum terpelajar yang harusnya memberikan keteladan
dan kurang kepedulian terhadap sosial. hal-hal tersebut menjadi tantangan
mahasiswa sekarang untuk melakukan perbaikan dan perubahan, karena mahasiswa
juga merupakan pelaku dari perubahan tersebut.
Salah satu
problematika mahasiswa saat ini yaitu adanya sekat-sekat yang tidak terlihat
antar mahasiswa. Sekat-sekat tersebut menjadikan kurangnya solidatas sosial
mahasiswa dalam mengusung visi memajukan bangsa. Akhirnya banyak mahasiswa yang
tidak sejalan, saling menyalahkan dan menjatuhkan. Salah satu sebab adanya
sekat tersebut karena perbedaan gagasan dan bidang antar mahasiswa. Seperti ada
mereka yang menyuarakan aspirasi masyarakat atau memberikan kebermanfaatan
kepada masyarakat dengan aksi, ada yang menggunakan tulisan, maupun dengan pengabdian
masyarakat seperti penelitian, maupun terjun langsung ke lapangan. Terdapat
pergerakan berbeda tiap bidang dan tidak adanya keterkaitannya, ada dalam
bidang sosial, keagamaan, kesenian, politik, kepenulisan dan sebagainya. Namun
saat ini dirasa mahasiswa masih bergerak dalam jalur masing-masing dan belum
adanya kesatuan bersama. Dengan adanya problematika tersebut tentu akan
mengganggu dalam pergerakan perubahan bangsa. Hal inilah yang mendasari bahwa
sangat penting adanya kolaborasi mahasiswa dalam bergerak bersama sesuai visi
dan cita-cita. Dengan adanya kolaborasi mahasiswa maka mahasiswa bersatu mewujudkan
visi mereka untuk memajukan Indonesia meskipun ada variasi misi yang berbeda,
namun tetap pada koridor dan tujuan sama. Dari bermacam-macam misi tersebut
yang bergerak sesuai gagasan pikir dan bidang masing-masing, dikolaborasikan
bersama sehingga membentuk kesolidan sosial mahasiswa dan menjunjung integritas
bersama.
Lalu bagaimana
bentuk kolaborasi mahasiswa yang akan diwujudkan?. Bentuk kolaborasi yang dapat
diwujudkan yakni dengan adanya hubungan solid dan baik antar bidang mahasiswa.
Karena dengan kesolidan antar jalur mahasiswa, tentu memudahkan untuk bermain
dan bergerak bersama. Selanjutnya adanya partisipasi dukungan terhadap
misi-misi antar bidang. Dalam melaksanakan misi terdapat perhatian untuk saling
melengkapi dan mendukung sehingga tidak ada rasa saling bersaing dalam
mewujudkan visi. Tidak hanya para aktivis, namun tantangan disini adalah
merangkul semua elemen mahasiswa untuk turut aktif dalam progesivitas bangsa
Indonesia. Saat ini tentu dibutuhkan ide-ide baru bentuk kolaborasi mahasiswa,
karena memang kolaborasi yang akan diciptakan harus direncanakan bersama
sehingga kolaborasi “sebenarnya” dapat berjalan dan dapat dipertangungjawabkan
bersama.
Mahasiswa
sebagai agen perubahan tidak dapat membuat perubahan apabila tidak didukung adanya
sistem maupun perangkat-perangkat pendukung. Kita tidak dapat melakukan
perubahan secara individual karena kemampuan kita terbatas. Begitu pula dalam
mewujudkan visi mahasiswa, tidak dapat berjalan apabila bergerak hanya
mementingkan pada jalur masing-masing. Oleh karena itu, mahasiswa memerlukan
kolaborasi atau satu kesatuan mahasiswa yang konsisten pada perubahan tersebut.
Sekarang bukan saatnya lagi mahasiswa tidak peduli dan tidak peka terhadap
masyarakat, karena pada dasarnya mahasiswa bagian dari masyarakat. Mahasiswa
harus melakasanakan perannya, baik peran moral, peran sosial maupun peran
akademik dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa harus ambil
bagian dalam progresivitas bangsa Indonesia. Mahasiswa harus tampil sebagai intelektual-intelektual
muda yang peduli dan mau turun tangan bersama membangun bangsa ini. Dan
semestinya senantiasa sadar bahwa pemuda adalah future leader bangsa dimasa mendatang. Maka dari itu penting ada
sumbangan untuk berkontribusi pada negeri sesuai kemampuan kita dengan
kolaborasi mewujudkan satu visi. Karena kita satu mahasiswa!
Surakarta. 2015
No comments:
Post a Comment